6 Fakta Tentang Hari Guru Nasional

  1. Home
  2. Serba-serbi
  3. 6 Fakta Tentang Hari Guru Nasional

1.     Berawal dari perjuangan guru zaman Hindia Belanda

Semangat kebangsaan tak hanya dimiliki oleh para pejuang yang memegang senjata ketika masa penjajahan. Kaum guru pun punya rasa cinta tanah air agar Indonesia terbebas dari belenggu penjajah. Atas dasar itulah organisasi perjuangan para guru dibentuk. Ketika itu namanya masih Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).

Sesuai namanya persatuan guru ini dibentuk ketika masa penjajahan Belanda tepatnya pada 1912. Organisasi ini bersifat unitaristik yang tidak membedakan status, gelar golongan bahkan gender. Anggotanya pun terdiri dari Guru Bantu, Guru Desa, Kepala serta Penilik Sekolah.

2.     Mengagetkan pemerintah kolonial Belanda, vakum di masa pendudukan Jepang

Setelah berhasil memperjuangkan kesetaraan hak dan posisi dengan pihak Belanda dengan keberhasilan guru Indonesia menjadi kepala sekolah di HIS, perjuangan guru pun semakin berkobar. Puncaknya pada 1932, nama PGHB pun berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini sontak menimbulkan kekagetan dari pihak Belanda.

Belanda merasa penggunaan kata “Indonesia” mencerminkan semangat kebangsaan. Kondisi semacam ini tentu tidak disukai oleh Belanda sebagai penjajah. Sebaliknya, bagi para guru kata “Indonesia” menggambarkan gelora perjuangan mereka membuka jalan ke arah kemerdekaan. Namun, cerita itu sedikit ternoda. Saat penjajahan Jepang segala aktivitas organisasi dilarang. Setali tiga uang, sekolah pun ditutup pada masa itu. Praktis, kegiatan PGI pun berhenti.

3.     Mengadakan kongres pertama kali pasca proklamasi

Setelah vakum tanpa adanya aktivitas di masa penjajahan Jepang, Persatuan Guru Indonesia pun mendapat secercah harapan untuk kembali hidup pasca proklamasi kemerdekaan. Pada 24-25 November 2018, PGI melakukan Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Dalam kongres tersebut ada beberapa hal yang disepakati.

Organisasi atau kelompok guru yang masih didasarkan pada aspek perbedaan golongan, tamatan, lingkungan daerah bahkan ras dihapus. Mereka nantinya tergabung dalam satu organisasi yang sama tanpa memperhatikan aspek yang membedakan satu sama lain. Untuk itulah, tepat pada tanggal 25 November 1945 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) resmi berdiri.

Berdirinya PGRI ini bertepatan dengan seratus hari pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ini juga sekaligus menjadi cikal bakal awal mula hari Guru Nasional.

4.     Sah dirayakan setelah ditetapkan berdasar Keputusan Presiden

Pengabdian guru yang begitu luar biasa kepada masyarakat mendapatkan apresiasi oleh pemerintah Indonesia. Jasa guru dalam mendidik dan mencerdaskan bangsa inilah yang membuat pemerintah Indonesia menetapkan tanggal berdirinya PGRI sebagai hari Guru Nasional. Penetapan hari Guru Nasional ini berdasar pada Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994.

5.     Lagu Hymne Guru diciptakan oleh seorang guru dari siulan

“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku”. Pastinya kamu sudah tidak asing lagi dengan lagu yang satu ini. Lagu berjudul Hymne Guru ini ternyata diciptakan oleh seorang guru dari sebuah siulan.

Sartono, guru kelahiran Madiun menciptakan lagu Hymne Guru dalam keterbatasan alat musik. Meski begitu, lagu ciptaannya berhasil memenangkan lomba cipta lagu pada Hari Pendidikan Nasional tahun 1980. Selain mendapatkan hadiah uang, Sartono mendapat kesempatan untuk studi banding ke Jepang berkat lagu Hymne Guru. Sartono menghembuskan nafas terakhir pada 1 November 2015 lalu karena komplikasi penyakit yang dideritany

6.     Hari Guru 2018 angkat tema “Meningkatkan Profesionalisme Guru Menuju Pendidikan Abad 21”

Dalam perayaan Hari Guru Nasional tahun ini tema yang diangkat ialah Meningkatkan Profesionalisme Guru Menuju Pendidikan Abad 21. Dalam sambutannya seperti dilansir Kemdikbud.go.id, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengingatkan bahwa tugas guru sebagai pendidik tidak tergantikan meski kemajuan teknologi semakin pesat.

Beliau juga berpesan saat revolusi industri telah merambah ke segala aspek bidang, guru juga perlu menanamkan nilai-nilai dan juga memberikan arah kepada anak didik dalam pemanfaatan teknologi. Untuk itulah, peningkatan mutu guru diperlukan dan akan terus dilakukan sebagai syarat utama dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter di abad ke-21.

Sumber: https://www.idntimes.com/

Menu
Open chat
Hello, Selamat Datang di Mitra Pelajar Indonesia.

Saya mau tahu mengenai Mitra Pelajar?

Silahkan klik tombol di bawah ini