Mitos dan Fakta kuliah di Luar Negeri

  1. Home
  2. Pengetahuan
  3. Mitos dan Fakta kuliah di Luar Negeri

Banyak manfaat yang bisa diperoleh jika kamu memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa banyak orang berkeinginan untuk melanjutkan studinya ke luar negeri. Tapi sayangnya, beberapa orang hanya berani bermimpi tanpa berusaha merealisasikannya, sayang sekali kan?

Faktanya orang-orang yang hanya berani bermimpi tanpa realisasi ini seringkali terjebak dalam lingkaran mitos mengenai kuliah ke luar negeri. Mitor-mitos yang beredar saat ini memang tidak bisa disepelekan karena kenyataannya banyak yang terpengaruh.

Nah, untuk membantumu keluar dari lingkaran mitos tersebut, berikut ini ada beberapa mitos dan fakta tentang kuliah di luar negeri yang harus kamu tahu:

Mitos: Kuliah Di Luar Negeri Itu Mahal

Fakta: Dalam beberapa kasus kuliah di luar negeri memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tapi khusus untuk Eropa, ada banyak negara yang biaya pendidikan dan biaya hidupnya terjangkau lho. Selain itu ada banyak sekali beasiswa dari kampus dan juga pemerintah (Indonesia dan Eropa) yang bisa kamu manfaatkan untuk bisa melanjutkan studi ke luar negeri. Kamu hanya perlu mempersiapkan segala persyaratan yang dibutuhkan, apply beasiswa sebanyak yang kamu mau dan tunggu beasiswa mana yang memang berjodoh denganmu.

Mitos: Harus Bisa Menguasai Bahasa Lokal

Fakta: Ingin kuliah di Spanyol, Italia, Jerman atau Swiss, tapi tidak bisa bahasa lokal di negara-negara tersebut? Jangan ciut nyali dan mundur dulu. Faktanya, untuk bisa kuliah di luar negeri setidaknya kamu harus memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang cukup. Sedangkan untuk bahasa lokal, tidak semua universitas mengharuskan calon mahasiswanya menguasai bahasa lokal sepenuhnya.

Lagipula dari sekian banyak courses yang tersedia, ada cukup banyak yang menggunakan pengantar bahasa Inggris lho. Intinya, penguasaan bahasa lokal diperlukan dan bisa menjadi nilai plus untuk kamu. Bahkan dengan kuliah di luar negeri secara tidak langsung ini bisa membantumu mengasah kemampuan bahasa asing secara keseluruhan lho.

Mitos: Periode Waktu Courses Harus Satu Semester Penuh atau Setahun Penuh

Fakta: Kamu harus tahu bahwa ada banyak beasiswa yang menawarkan program pertukaran dalam jangka pendek. Ada yang hanya 1-2 minggu dan ada juga yang 1-6 minggu. Jika memang kamu merasa, kamu tidak bisa meninggalkan kampus lamamu terlalu lama karena berbagai hal, maka kamu bisa apply program pertukaran di liburan musim semi, musim semi atau musim panas.

Kamu hanya perlu mencari program mana yang jangka waktu dan requirements-nya cocok dengan yang kamu miliki. Faktanya sejak 5 tahun terakhir jumlah mahasiswa yang mengikuti Summer Abroad meningkat lebih dari 100% lho. Jadi jangan mengubur mimpimu untuk kuliah di luar negeri hanya karena mitos tidak masuk akal ini ya.

Mitos: Tidak Bisa Lulus Tepat Waktu

Fakta: Beberapa orang takut tidak bisa lulus tepat waktu ketika melanjutkan studi ke luar negeri khususnya bagi mereka yang terdaftar di universitas lokal dan mendapat kesempatan pertukaran pelajar atau beasiswa. Tapi faktanya kamu bisa mendapatkan kredit untuk jurusan (major), minor dan ataupun GE kamu saat mengikuti program pertukaran mahasiswa lho. Lagipula kamu bisa memanfaatkan study abroad advisors di kampusmu untuk menentukan mata kuliah mana saja yang bisa kamu ambil agar kreditmu juga terpenuhi. Kamu juga bisa mengambil courses saat musim panas untuk membantumu meringankan tanggungan kredit di tahun akademik yang akan datang. Selain itu mungkin kamu bisa mencoba beasiswa short program di tahun terakhir universitas agar kamu tidak punya beban mata kuliah yang harus diselesaikan.

 

sumber : https://ehef.id/post/kamu-perlu-tahu-mitos-dan-fakta-kuliah-ke-luar-negeri-ini

Menu
Open chat
Hello, Selamat Datang di Mitra Pelajar Indonesia.

Saya mau tahu mengenai Mitra Pelajar?

Silahkan klik tombol di bawah ini